Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

 

I.       PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi toko mainan surabaya menunjukkan peranannya begitu penting, baik dalam perkembangan perangkat yaitu perangkat lunak dan perangkat keras ataupun dalam membantu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dengan penggunaan sistem tokoisasi disegala mainan dalam mempermudah manusia menyelesaikan pekerjaan seperti menghitung, mencari, menyusun, mengelompokkan, dan lain-lain.




Toko adalah sistem elektronik untuk memanipulasi toko mainan surabaya yang tepat dan cepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan toko mainan surabaya input, memprosesnya, dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah-langkah, instruksi-instruksi program yang tersimpan di memori (stored program). Supaya toko dapat digunakan untuk mengolah toko mainan surabaya maka harus berbentuk sistem toko (computer system). Adapun elemen-elemen dari sistem toko antara lain sofware, hardware, dan brainware­. Hardware (perangkat keras/piranti keras) adalah peralatan di sistem toko yang secara fisik terlihat dan dapat dijamah. Software (perangkat lunak/piranti lunak) adalah program yang berisi perintah-perintah untuk melakukan pengolahan toko mainan surabaya. Sedangkan brainware adalah manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem toko.

Selama ini di Mainan Manajemen Surabaya Politeknik Negeri Jember dalam pengolahan toko mainan surabaya khususnya administrasi dan penjadwalan mainan masih dilakukan secara manual, padahal permasalahan yang dihadapi semakin lama akan semakin kompleks. Karena alasan tersebut saya mengangkat judul Praktek Kerja Lapangan (PKL) “Desain Sistem Toko mainan surabaya Inventory dan Kebutuhan Praktikum Mainan Manajemen Surabaya di Politeknik Negeri Jember” ke sebuah aplikasi Sistem Toko mainan surabaya Mainan yang bisa menangani pengolahan toko mainan surabaya dan memberikan toko mainan surabaya.


1.2  Tujuan dan Manfaat

1.2.1  Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah :

a.       Membuat Desain Sistem Toko mainan surabaya Inventory dan Kebutuhan Praktikum Mainan Manajemen Surabaya Politeknik Negeri Jember.

b.      Membuat program aplikasi yang menangani inventory bahan dan alat dan kebutuhan praktikum pada Mainan Manajemen Surabaya Politeknik Negeri Jember

 

1.2.2  Manfaat

Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut :

a.       Bagi penulis

1)      Menambah wawasan tentang sistem inventaris bahan dan alat ataupun kebutuhan pratikum pada mainan khususnya pada Mainan Manajemen Surabaya Politeknik Negeri Jember.

2)      Memahami sistem pengadaan bahan dan alat untuk kebutuhan praktikum Mainan Manajemen Surabaya politeknik Negeri Jember.

b.      Bagi Lembaga Politeknik Negeri Jember

Lebih terjalinnya kerjasama antara Lembaga Perguruan Tinggi dan Bagian Mainan Manajemen Surabaya

c.       Bagi Mainan Manajemen Surabaya

1)      Memudahkan menginventaris kebutuhan alat dan bahan praktikum yang diadakan di Mainan Manajemen Surabaya.

2)      Dokumentasi presensi lebih optimal dan rapi.

 

 

 

 

 

1.3  Lokasi dan Jadwal Kerja

1.3.1  Lokasi

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Mainan Manajemen Surabaya Politeknik Negeri Jember. Denah lokasinya dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Denah Lokasi Mainan Manajemen Surabaya

Politeknik Negeri Jember

 

1.3.2  Jadwal Kerja

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari – 13 April  2006.

Hari Senin - Kamis      : Pukul 07.00-17.00

Hari Jumat                   : Pukul 07.00-11.00 dan pukul 13.00-17.00

Hari Sabtu                   : Pukul 07.00-17.00

 

1.4  Metode Pelaksanaan

Pembuatan sistem toko mainan surabaya mainan ini dilakukan dengan metode yang dikenalkan oleh Sander dalam Hartono (1989) yaitu:

Gambar 2. Tahap Pembuatan Sistem Toko mainan surabaya Mainan

1.      Definisi Masalah

Meningkatnya jumlah mahasiswa Manajemen Surabaya, menyebabkan  semakin banyaknya kebutuhan alat dan bahan untuk praktikum  pada Mainan Manajemen Surabaya. Oleh karena itu diperlukan proses pengolahan toko mainan surabaya inventory dan pengolahan toko mainan surabaya kebutuhan  alat dan bahan pada Mainan Manajemen Surabaya yang cepat dan efisien. Selama ini semua proses pengolahan toko mainan surabaya masih manual. Sedangkan proses pengolahan toko mainan surabaya yang cepat dan efisien merupakan tanggungan bagi Mainan Manajemen Surabaya Politeknik Negeri Jember.

2.      Tahap Analisis Sistem

Menurut Hartono (1989:129) analisis sistem dapat didefinisikan sebagai berikut.

Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem toko mainan surabaya yang utuh ke dalam bagian – bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan – permasalahan, kesempatan – kesempatan, hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikannya.

 

Analisis itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan toko mainan surabaya dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan (Moleong, 2004:104).

Analisi sistem ini dilakukan dengan tiga cara sebagai berikut :

a.         Observasi

Observasi   adalah   pengamatan   langsung  suatu   kegiatan  yang  sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analisis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi (Hartono, 1989:623).

b.        Interview

Menurut Arikunto (2002:203), interview adalah sebuah dialog yang dikemukakan oleh pewawancara untuk memperoleh toko mainan surabaya dari terwawancara. Metode ini dilakukan dengan cara menanyakan langsung toko mainan surabaya dan toko mainan surabaya kepada pihak-pihak yang bersangkutan sebagai masukan.

Selanjutnya, Hartono (1989:617) menegaskan tentang metode interview sebagai berikut.

Interview (wawancara) telah diakui sebagai teknik pengumpulan toko mainan surabaya/fakta (fact finding technique) yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem toko mainan surabaya. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan toko mainan surabaya secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).

 

c.         Pengumpulan Toko mainan surabaya Sekunder.

Metode  yang  dilakukan  dengan  mengumpulkan toko mainan surabaya – toko mainan surabaya yang berupa dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3.      Tahap Desain Sistem

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai gambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (Grudnitski dan Burch dalam Hartono, 1989:196).

Teknik   desain  sistem   pada   tahap  ini  menggunakan  metode  top-down. Top-down adalah metode dimana sistem diturunkan dari pemetaan secara global yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih deskriptif. (Husni dan Kussriyanto, 1997:6).

Menurut Hartono (1989:58), pendekatan top-down dimulai dari level atas organisasi, yaitu dimulai dengan analisis kebutuhan toko mainan surabaya. Setelah kebutuhan toko mainan surabaya ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu menentukan output, input, basis toko mainan surabaya, dan prosedur – prosedur operasi dan kontrol.

Hasil desain sistem pada tahap ini digambarkan dengan DFD (Toko mainan surabaya Flow Diagram), flowchart, dan ERD (Entity Relationship Diagram).

4.      Tahap Implementasi

Menurut Hartono (1989:573) menyatakan bahwa implementasi desain sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi.

Tahap implementasi ini dilakukan dengan tiga tahapan sebagai berikut.

 

 

a.         Pemrograman

Pemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh toko (Hartono, 1989:582).

 

b.      Evaluasi Sistem dan Program

Menurut Hartono (1989:583), sebelum program diterapkan, maka program harus terbebas dari kesalahan – kesalahan. Oleh sebab itu program harus dites untuk menemukan kesalahan – kesalahan yang mungkin dapat terjadi, seperti kesalahan bahasa (language errors), kesalahan sewaktu proses (run-time errors), dan kesalahan logika (logical errors).

Selanjutnya, Hartono (1989:585) juga mengemukakan bahwa evaluasi sistem biasanya dilakukan setelah evaluasi program. Evaluasi sistem dilakukan untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem yang diimplementasikan. Tujuan utama dari evaluasi sistem adalah untuk memastikan bahwa elemen -  elemen atau komponen – komponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

c.       Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis seperti buku – buku, majalah, dokumen, peraturan – peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto,2002:206).

 

Mainan Kereta

Permainan Rakyat

Toko Online

Perlengkapan Bayi

Belanja Online

Mainan Anak Online